Jantungnya
berdegub kencang. Dia terlihat takjub. Tampak sebuah batu seukuran telur angsa
berpendar keperakan di hadapannya. Suasana goa yang temaram turut menambah efek
dramatis. Harta karun yang dicarinya selama ini telah berhasil ditemukan. Dia
hanya perlu mengulurkan tangan meraih batu bertuah nan berharga yang dijuluki
"Reruntuhan Musim Dingin" itu. Di saat biasa, dia pasti telah
berteriak kegirangan. Entah mengapa kali ini suaranya tertahan. Mungkin kilau
dari batu itu penyebabnya. Segera dibukanya tas lusuh yang sedari tadi telah
tersampir di pundak.
Nafasnya
tertahan, tangannya terjulur. Bisa dirasanya udara dingin menguar di sekeliling
batu itu. Dia mulai menggenggamnya. Ya, ya, ini bukan batu biasa. Seakan batu
tersebut hidup dan liar. Tangannya tersengat. Sengatannya begitu tajam.
"Aaaahh…!"